Sufi merupakan orang yang ahli tasawuf, yang suka
ataupunn sering melakukan meditasi, dimana sebagian besar dari mereka merupakan
orang-orang Islam tradisional. Adapun tasawuf merupakan sebuah cara untuk
membersihkan hati, dimana di balik hati tersebut terdapat hal yang luar biasa.
Ajaran tasawuf antara lain merendahkan diri (tawadhu’)
Tasawuf yang paling inti yaitu rasa. Bagaimana kita
dapat merasakan apa yang kita lakukan seperti doa, dzikir, dll dengan hati
kita, yang mana pada dasarnya tasawuf merupakan ilmu untuk menata hati
sebaik-baiknya sehingga kita dapat merasakan segala sesuatu dengan
sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya.
Ilmu itu ada 2, yaitu :
-
Ilmu
‘auroh (ikmu kertas), ilmu yang tertulis
-
Ilmu
rasa, ilmu yang dapat dirasakan dengan hati
“Kegembiraan atas rahmadmu itu
jauh lebih berharga dan lebih baik daripada hartamu”. Karena harta itu tidak
ada nilainya. Harta itu hanya titipan dari Allah SWT yang tidak akan mungkin
dapat kita bawa ketika meninggal.
Meditasi sufi yaitu membangun kecintaan yang sangat
kepada Rasulullah SAW (manusia yang belum pernah kita temui), mengontrol pikiran
supaya tidak terseret pada kemalasan. Memulai hari dengan doa dan dzikir agar
dapat membakar rasa malas pada diri. Atau juga dapat dengan membaca Al Qur’an
setelah selesai melaksanakan shalat subuh. Sholat dapat mengontrol ghoflah (kelalaian).
Pada dasarnya shalat itu tergantung pada bagaimana
menghadirkan rasa dengan mempertinggi kapasitas bathin dan kapasitas kerohanian
itu sendiri. Memperbesar daya bathin dapat dilakukan dengan bersholawat,
dzikir, dan doa. Dzikir, berhubungan dengan bagaimana kita menghadirkan hati.
Doa, menyampaikan dengan hati dan tidak mengikutinya dengan kata hati yang
tidak menyakinkan (raguu-ragu) karena hal ini akan mempengaruhi perwujudan
Allah atas doa yang kita panjatkan. Adapun shalat berjamaah itu sendiri
sebenarnya yang menjadi imam adalah hati, sedangkan yang menjadi makmum adalah
otak (akal).
Wahabi
merupakan orang Islam yang selalu menyalahkan (membid’ahkan) orang lain, ajaran
Islam yang tidak sesuai dengan paham wahabi. Wahabi selalu mementingkan segala
sesuatu dengan rujukan. Prinsip Wahabi yaitu melarang segala perbuatan kecuali
ada dalilnya dari Al-Quran atau Hadis sehingga mereka menggugat tradisi Islam
Nusantara. Mereka pun menuduh bid’ah atau syirik,
bahkan kafir terhadap orang yang tidak sepaham dengan mereka. Sebaliknya,
prinsip Kaum Sufi yang membolehkan semua perbuatan kecuali ada dalil Al-Quran
atau hadis yang melarangnya. Sehingga para ulama dahulu, dengan ajaran
tasawufnya, mampu “mengislamkan” aneka praktik dan ajaran, dan mampu
menyinergikan ajaran Islam dengan kearifan tradisi Nusantara.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar